The Power of Love

Jumat, 26 Oktober 2007

Gila,,,badan saya benar-benar seperti habis digebukin n tulang-tulang kayanya mau remuk. Ini beneran, suwwwer dech gada rekayasa. Gimana ga kejadian seperti itu, la wong saya baru saja melakukan perjalanan yang sumpah baru kali ini saya melakukannya. Berada didalam mobil selama kurang lebih 16 jam perjalanan dan dengan kondisi jalan yang hampir 60 persennya rusak berat bener-bener bikin cape setengah mati.
Tau ga kenapa saya rela melakukan perjalanan yang sangat melelahkan tersebut?padahal saya tau persis kalau perjalanan yang akan dilewati ini sangat melelahkan. Itu lah yang disebut ''The Power of Love''. ya kekuatan cinta, demi cinta kadang orang berani berkorban bahkan nyawa sekapun. ''kalau cinta sudah melekat, kotoran kuda rasa cokelat'' he3x itu kata-kata orang sie, saya jg belum pernah merasakan kotoran kuda. Perjalanan yang melelahkan serasa hilang begitu bertemu dengan kekasih hati yang dicintai. Aneh, sungguh aneh tapi nyata itu lah yang terjadi dan saya rasakan.
Betul apa yang dikatakan Aa Gym, beda kalau kita dicubit oleh orang yang kita cintai, cubitan sekeras apapun terasa bagai belaian menghanyut kan. Tetapi kalau kita sudah benci, tersentuh sedikit aja serasa tamparan menyakitkan.
Bagi saya ini adalah suatu pelajaran yang sangat berarti, bagaimana kalau setiap dari kita bisa saling menyintai. Seorang pemimpin dicintai oleh rakyatnya, seorang guru dicintai oleh muridnya, seorang pengusaha dicintai oleh karyawannya dan begitu pula sebaliknya. Semua terasa enak dilakukan, tulus dan tidak ada saling menjatuhkan. Walaupun berat dan menyakitkan tapi karena cinta semuanya menjadi ringan dan mengenakkan.
Coba banyangkan kalau kita sebagai pebisnis dicintai oleh client atau costumer kita, apa yang terjadi???pikirin sendiri aja dech.
Memang CINTA adalah misteri
Kata liriknya lagu Dewa
Salam
Rokhman permadi

PNS dan Fenomenanya

Senin, 22 Oktober 2007

Td pagi saya ditelpon istri saya yang berada di kalimantan tengah, katanya hari ini sudah dibuka pendaftaran seleksi masuk PNS di wilayah Banjarmasin. Mendengar informasi tersebut saya pun kaget karena baru saja tadi malam saya dapat informasi online dari salah satu suratkabar didaerahku bahwa formasi PNS untuk Banjarmasin baru diterima tanggal 22 besok, dan itu pun masih simpang siur juga informasinya.
Mendengar kabar dari istri saya tadi, saya pun lantas bertanya sama teman-teman sekerjaan saya apakah benar kalau hari ini sudah ada pembukaan pendaftaran PNS?. Berbagai tanggapan pun muncul, ada yang biasa-biasa saja karena memang tidak ada niat untuk masuk PNS sampai heboh bukan kepalang karena belum menyelesaikan pengurusan syarat-syarat pendaftaran.
Moment penerimaan PNS memang suatu saat yang sangat dinanti-nanti oleh sebagian besar masyarakat negara saya ini. Apalagi dengan saingan pencari kerja yang sangat banyak dan terus bertambah sepanjang tahun, membuat menjadi PNS sangat diidam-idamkan. Saking didambakannya sebagian malah rela kehilangan uang berjuta-juta demi bisa bekerja dipemerintahan. ''Jadi PNS itu enak Mas, kerjaannya santai cuma duduk-duduk saja di kantor''. Ada juga yang bilang ''wah kalau saya sie milih jadi PNS saja soalnya kalau jadi PNS kan kita bisa terjamin untuk jangka panjang''. Untuk alasan yang pertama saya masih belum yakin (karena belum merasakan) kalau PNS itu kerjaannya santai tidak seperti diperusahaan yang biasanya dituntut target. Tapi untuk alasan yang kedua saya sie setuju-setuju saya karena memang ga mungkin lah pemerintah kita ini bakalan bangkrut, tidak seperti kerja diperusahaan yang setiap kali bekerja selalu was-was kalau saja besok perusahaan nya bakalan bangkrut.
Diakui atau tidak diakui memang masyarakat dinegara ini pada umumnya memang terbiasa pada suatu hal yang santai tapi pengen hasil yang besar. Makanya fenomena jadi PNS pun sangat monumental dari dulu hingga sekarang. Kalau kejadiannya seperti ini saya pun jadi tidak yakin apakah dengan alasan-alasan pendamba PNS seperti diatas tadi dapat membawa negara ini mampu mensejahterakan rakyatnya. Selanjutnya apakah negara ini namanya bakalan terus ada 10 tahun yang akan datang?.
Bingung kalau saya memikirkan hal tersebut, sampai-sampai saya malah lupa sama tugas saya di kantor.
Selamat berburu PNS
Rokhman Permadi

dibandingkan?siapa takut...

Minggu, 21 Oktober 2007

Melakukan sesuatu sepertinya memang harus dibandingkan hasilnya jika ingin tau apakah yang dilakukan tersebut lebih baik atau sebaliknya. Suatu hal yang dianggap sudah benar bisa jadi sangat keliru setelah dibandingkan hasilnya dengan yang lain.
Hidup tanpa pembandingan terasa sangat hambar, karena berjalan begitu saja tanpa tau kualitas dari apa yang sedang atau telah dilakukan atau suatu yang salah pun akan terus dilakukan karena ketidaktauan tadi.
Disadari atau tanpa disadari pembandingan memang sudah sangat melekat dalam kehidupan sehari-hari, sejak belum lahir pun orang sudang sering membanding-banding kan. ''eh, tau ga si ibu yang sedang hamil itu ga seperti ibu yang di sana itu rajin merawat kandungannya, keliatan jelas banyinya pun saya rasa lebih sehat jika dia lahir nanti''.
Mengetahui pentingnya perbandingan, maka sayapun merasa perlu mengajak para mandor kebun saya untuk sekedar jalan-jalan melihat kebun lain sebagai pembanding apakah yang telah mereka kerjakan sudah baik atau lebih buruk dari yang lain. Bukan untuk mencari-cari kejelekan orang lain, namun lebih kepada pembelajaran mengapa orang lain bisa sedangkan kami tidak. Kenapa dikebun yang ini tanamannya lebih jelek dibanding di kebun kami atau lebih baik. Ilmu, pengalaman, tips dan triks di didapat dari hasil pembandingan tadi. Tujuannya adalah agar apa yang dikerjakan menjadi lebih baik dari sebelum membandingkan.
Salaman
Rokhman Permadi

hei,,, Ini aku..!!!


Aku adalah teman tetapku
Aku adalah penolongmu yang terbesar atau bebanmu yang terberat
Aku akan mendorongmu maju atau menyeretmu menuju kegagalan
Aku sepenuhnya tunduk kepada perintahmu
Sebagian hal yang kamu lakukan mungkin sebaiknya kamu serahkan saja kepadaku, maka aku akan dapat melakukannya dengan cepat dan tepat.

Aku mudah diatur-atur, kamu tinggal tegas terhadapku. Tunjukkan kepadaku bagaimana persisnya kamu ingin sesuatu itu dilaksanakan dan setelah beberapa kali belajar aku akan melakukannya dengan otomatis
Aku adalah hamba dari semua insan besar dan sayangnya juga hamba dari semua pecundang.
Mereka yang besar, telah ku jadikan besar.
Mereka yang gagal, telah ku jadikan pecundang

Aku bukan mesin, walaupun aku bekerja dengan kecepatan seperti mesin ditambah intelijensi manusia.
Kamu bisa menjalankan aku demi keuntungan atau demi kehancuran-tak ada bedanya bagiku

Ambil aku, latihlah aku, tegaslah terhadapku, maka aku akan meletakkan dunia di kakimu.
Kendorlah terhadapku maka aku akan menghancurkanmu

dikutif dari Buku Seven habits (Steven R Covey)
Renungkan........................

apakah ini naluri sebagai pengusaha???

Jumat, 19 Oktober 2007

Sejak kecil saya terbiasa mencari uang, walaupun hanya sebagai tambahan jajan sehari-hari saja. Saya masih ingat waktu itu kira-kira saya masih sekolah dasar kelas 4, saya sudah berjualan kembang api di pasar kue setiap bulan ramadhan. Senang rasanya bisa memperoleh uang sendiri, walaupun mungkin waktu itu nominalnya ngga terlalu besar. Selain jualan kembang api kadang juga saya beli mainan robot-robotan yang dijual secara terpisah (perlu dirakit) lantas kemudian saya rakit terus saya jual lg dalam keadaan sdh jadi, lumayan juga untungnya hanya dengan modal merakit saja.
Sebenarnya saya bukan berasal dari keluarga yang kurang mampu, artinya tanpa berusaha sendiri pun waktu itu orang tua masih bisa membiayai. Tetapi ini mungkin naluri saja yang membuat saya merasa asyik dan enjoy kalo bisa menghasilkan uang dari keringat sendiri. Banyak sie yang masih sangat belia lantas sudah mencari uang, namun kebanyakan kan karena himpitan ekonomi yang memaksa mereka seperti itu dan jarang sekali yang bukan karena itu.
Baiknya lagi orang tua bukan merasa malu punya anak seperti saya. Pernah suatu kejadian waktu itu saya sedang menjajakan koran di jalan-jalan, waktu itu kerjaan ini saya anggap sebagai latihan metal. Banyak saya ketemu teman kuliah, tetangga, dosen dan bahkan teman-teman dari orang tua saya. Berbagai tanggapan saya temui waktu itu, ada yang memberi pujian, biasa-biasa saja dan ada juga yang seperti ngga kenal karena mungkin dia merasa risih. Saya sie cuek aja, saya pikirkan yang penting saya dapat uang dan halal masa bodo apa kata orang. Suatu hari saya bawa koran kesuatu rumah sakit di kota saya dan kebetulan saya ketemu sama Ibu saya, saya sie merasa ga enak karena saya pikir mungkin Ibu saya malu neh ngaliat anaknya jualan koran seperti ini, namun apa yang terjadi malah Ibu saya manggilin sama teman-temannya dan apa yang Ibu saya bilang ''eh, coba liat itu anak saya yang jualan koran itu, nanti kalo mau beli koran sama dia aja ya''. Mendengar apa yang dikatakan Ibu saya tadi menambah semangat saya.
Sejak SD hingga kuliah macam-macam kegiatan yang saya lakukan dari jualan kembang api, mainan, koran, pulsa elektronik, pakaian jadi, usaha sablon dan percetakan, dan karayawan difhoto copy sampai jadi penagih bayaran koran bulanan.
Saya berhenti dari kegiatan2 tersebut adalah ketika saya mulai masuk di sebuah perusahaan perkebunan swasta di dekat daerah saya, saya pikir bekerja disebuah perusahaan sangat menyenangkan karena dapat gaji bulanan yang tetap. Ternyata sebaliknya, memang sie gaji nya lumayan dan konsisten tiap bulan namun kepuasan yang saya rasakan tidak seperti pada saat saya mencari dengan usaha sendiri. Saya juga merasa bahwa berapapun tenaga yang saya kerahkan untuk bekerja diperusahaan tersebut ya tetap saja apa yang saya dapatkan sama seperti dibulan2 sebelumnya. Beda dengan usaha sendiri, jika 10 maka 10 yang kita dapat atau jika 100 maka setarus juga yang kita rasakan hasilnya. Kalau ada yang bilang gimana kalau gagal?saya pikir bekerja dengan orang lain kemungkinanya juga sama, apa perusahaan tersebut juga ga mungkin gagal???

sst,,, jangan melamun sambil berkendaraan.

Kamis, 18 Oktober 2007

Tidak terasa hari ini adalah hari dimana saya sudah harus masuk kerja, setelah hampir 1 minggu kami mendapat libur lebaran. Sambil santai dan dengan tarikan gas yang tidak terlalu cepat saya berkendaraan menuju tempat dimana saya bekerja. Kurang lebih 59 km jarak yang mesti saya tempuh untuk sampai ketempat saya bekerja, dengan jalur yang lumayan rame dan tidak hanya kendaraan pribadi juga banyak kendaraan proyek seperti truk atau kontainer bahkan alat2 berat pun sering melintas di jalan itu.
Sambil berjalan sesekali saya menyalip motor yang berada di depan saya. Rasanya senang kalau sudah dapat mendahuli dan di depan tidak ada halangan lagi. Namun, tak berapa lama kemudian ada lagi kendaraan yang berada di depan dan kembali saya harus melewatinya. Setelah berhasil menyalip, hati pun kembali lega dan motor saya pun saya naikkan kecepatannya. Sekali lagi kembali saya temui kendaraan di depan saya dan begitu seterusnya. Tidak hanya motor, mobil pribadi namun mobil2 besar yang sering saya hadapi yang mungkin sangat berbahaya jika saya salah mengambil keputusan.
Masih di atas kendaraan, sambil berjalan saya pun mulai merenungi kejadian yang tadi saya alami. Oh apa begini kah kalau kita juga menapaki jalan kehidupan. Setiap waktu ada saja masalah yang bakal kita hadapi baik itu kecil atau besar, ringan atau berat atau bahkan sangat berbahaya. Selesai dengan satu masalah bakalan ada lagi masalah yang akan kita hadapi nantinya baik itu masalah yang sama atau baru lagi. Benar kata seorang ulama 'setiap kita bakal menghadapi masalah, namun yang penting bukan maslahanya tapi bagaimana kita menghadapi dan menyelasaikan tersebut'. Benar juga, coba saya menghindari masalah dengan berhenti dan tidak meneruskan perjalanan, namun apa yang terjadi saya tidak sampai ketujuan dan bahkan besoknya saya mendapat masalah yang lebih besar yaitu dimarahin sama pimpinan.
Tak terasa akhirnya sampai juga saya ketempat kerja, dan sungguh hikmah perjalanan kali ini benar2 membuat saya bisa lebih dewasa.
Selamat berjuang
Rokhman Permadi

Hikmah dibalik kemacetan

Rabu, 17 Oktober 2007

Panas terik disiang hari tidak menyurutkan niat para pengunjung tempat
wisata Batu Benawa (Barabai HST) di daerah tempat nenek ku tinggal.
Kebetulah hari itu hari minggu di hari ke dua lebaran, memang biasa
setiap tahun orang-orang sekedar mengajak keluarga refreshing atau
sekedar jalan-jalan ke tempat tersebut.
Tahun ini tidak seperti empat tahun sebelumnya, lebih banyak
pengunjung yang datang, sehingga terlihat kemacetan yg sangat panjang
menuju jalan masuk ketempat wisata tersebut (kalau diukur hampir 3km
panjangnya). Saya yang kebetulan berlebaran di tempat nenek dimana
rumah beliau berada di pinggir jalan akses masuk ketempat wisata
terpaksa menyaksikan keadaan tersebut.
Merasa jenuh berada di dalam rumah, saya pun keluar dan duduk di
pinggir jalan sambil menyaksikan kemacetan jalan. Tak lama kemudian
muncul ide dari kakak saya ''wah kalo macet kaya gini, kaya nya cocok
nih jualan air mineral''. Mendengar ide semacam itu langsung saya kami
membeli beberapa karton air mineral dan sambil menyusun strategi
langsung action menjajakan air kejalan. Sebagai penjajanya adalah anak
kemenakan saya yang baru kelas 1 SMP ditemani dengan seorang dr
keluarga saya juga. Ide tersebut ternyata membuahkan hasil, lumayan
air mineral yang dijajakan banyak terjual. Senang rasanya bisa
memanfaatkan waktu yang tadinya hanya untuk melepas kejenuhan di dalam
rumah, menjadi action yang mendatangkan hasil lumayan.
Ini lah yang saya anggap hikmah dibalik kemacetan
Salam kenal
Rokhman permadi

awal pemikiran

Minggu, 14 Oktober 2007

Sebagai anak muda yang baru lulus dari perguruan tinggi ini merasa bahwa jaman sekarang ini dengan saingan para pencari kerja jutaan orang, walaupun sudah mendapatkan kerja sebagai karyawan tentunya selalu merasa tidak nyaman berada dibawah tekanan pimpinan. hal yang wajar memang sebagai seorang pimpinan yang memiliki perusahaan menginginkan usahanya bisa berhasil dan sukses dan sudah sepatutnya pula seorang suruhan memang bersedia untuk disuruh. namun sebagai seorang yang menggunakan kepalanya untuk berfikir pasti merasa tidak ingin selamanya hidup berada dibawah tekanan pimpinan. Bangkit dengan menggunakan kaki sendiri adalah salah satu solusinya... walaupun sedikit namun terasa nikmatnya (itu pun kata orang yang sudah merasakannya) . Apakah pemikiran seperti ini tertlalu dini bagi seorang 24 tahun seperti saya ini???

SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI 1428 H

Kami Mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri 1428 H
Mohon Maaf Lahir dan Bathin, semoga amal ibadah di Bulan Ramadhan menjadi jalan menuju kesucian hati dan ridho-Nya

 
Free new blogger template ABSTRACT MIND Design by Pannasmontata             Powered by    Blogger