apakah ini naluri sebagai pengusaha???

Jumat, 19 Oktober 2007

Sejak kecil saya terbiasa mencari uang, walaupun hanya sebagai tambahan jajan sehari-hari saja. Saya masih ingat waktu itu kira-kira saya masih sekolah dasar kelas 4, saya sudah berjualan kembang api di pasar kue setiap bulan ramadhan. Senang rasanya bisa memperoleh uang sendiri, walaupun mungkin waktu itu nominalnya ngga terlalu besar. Selain jualan kembang api kadang juga saya beli mainan robot-robotan yang dijual secara terpisah (perlu dirakit) lantas kemudian saya rakit terus saya jual lg dalam keadaan sdh jadi, lumayan juga untungnya hanya dengan modal merakit saja.
Sebenarnya saya bukan berasal dari keluarga yang kurang mampu, artinya tanpa berusaha sendiri pun waktu itu orang tua masih bisa membiayai. Tetapi ini mungkin naluri saja yang membuat saya merasa asyik dan enjoy kalo bisa menghasilkan uang dari keringat sendiri. Banyak sie yang masih sangat belia lantas sudah mencari uang, namun kebanyakan kan karena himpitan ekonomi yang memaksa mereka seperti itu dan jarang sekali yang bukan karena itu.
Baiknya lagi orang tua bukan merasa malu punya anak seperti saya. Pernah suatu kejadian waktu itu saya sedang menjajakan koran di jalan-jalan, waktu itu kerjaan ini saya anggap sebagai latihan metal. Banyak saya ketemu teman kuliah, tetangga, dosen dan bahkan teman-teman dari orang tua saya. Berbagai tanggapan saya temui waktu itu, ada yang memberi pujian, biasa-biasa saja dan ada juga yang seperti ngga kenal karena mungkin dia merasa risih. Saya sie cuek aja, saya pikirkan yang penting saya dapat uang dan halal masa bodo apa kata orang. Suatu hari saya bawa koran kesuatu rumah sakit di kota saya dan kebetulan saya ketemu sama Ibu saya, saya sie merasa ga enak karena saya pikir mungkin Ibu saya malu neh ngaliat anaknya jualan koran seperti ini, namun apa yang terjadi malah Ibu saya manggilin sama teman-temannya dan apa yang Ibu saya bilang ''eh, coba liat itu anak saya yang jualan koran itu, nanti kalo mau beli koran sama dia aja ya''. Mendengar apa yang dikatakan Ibu saya tadi menambah semangat saya.
Sejak SD hingga kuliah macam-macam kegiatan yang saya lakukan dari jualan kembang api, mainan, koran, pulsa elektronik, pakaian jadi, usaha sablon dan percetakan, dan karayawan difhoto copy sampai jadi penagih bayaran koran bulanan.
Saya berhenti dari kegiatan2 tersebut adalah ketika saya mulai masuk di sebuah perusahaan perkebunan swasta di dekat daerah saya, saya pikir bekerja disebuah perusahaan sangat menyenangkan karena dapat gaji bulanan yang tetap. Ternyata sebaliknya, memang sie gaji nya lumayan dan konsisten tiap bulan namun kepuasan yang saya rasakan tidak seperti pada saat saya mencari dengan usaha sendiri. Saya juga merasa bahwa berapapun tenaga yang saya kerahkan untuk bekerja diperusahaan tersebut ya tetap saja apa yang saya dapatkan sama seperti dibulan2 sebelumnya. Beda dengan usaha sendiri, jika 10 maka 10 yang kita dapat atau jika 100 maka setarus juga yang kita rasakan hasilnya. Kalau ada yang bilang gimana kalau gagal?saya pikir bekerja dengan orang lain kemungkinanya juga sama, apa perusahaan tersebut juga ga mungkin gagal???

0 komentar:

 
Free new blogger template ABSTRACT MIND Design by Pannasmontata             Powered by    Blogger