Rabu, 19 Desember 2007

''first step distro''

Senin, 10 Desember 2007

ah, ngapain takut...!

Minggu, 09 Desember 2007

''cecak ga punya sayap, nyamuk punya sayap, sedangkan cecak makannya nyamuk. Apakah pernah dengar cecak protes karena ga punya sayap?''.
Istilah tersebut yang disampaikan oleh Aa Gym untuk menggambarkan tentang rezeki. Setiap makhluk hidup yang diciptakan oleh Allah SWT sudah dibekali oleh rezekinya masing-masing. Manusia mempunyai rezeki, hewan mempunyai rezeki, begitupula tumbuh-tumbuhan mempunyai rezeki. Jadi, antara makhluk hidup dan rezeki adalah satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
Perbedaan antara satu makhluk hidup dengan makhluk hidup yang lainnya adalah seberapa besar keinginan dan usahanya untuk meraih rezeki yang sudah disiapkan oleh Allah SWT. Sebagaimana yang disebutkan dalam Alqur'an bahwa ''Allah SWT tidak akan merubah nasib suatu kaum, kecuali kaum tersebutlah yang berusaha untuk merubahnya''. Sama halnya dengan rezeki, bila tidak diusahakan untuk diperoleh maka jangan berharap akan datang sendiri menghampiri.
Rezeki diperoleh dengan jalan yang bermacam-macam, ada yang mudah dan ada pula yang susah dalam menggapainya. Seperti yang digambarkan oleh Aa Gym di atas bahwa nyamuk adalah rizeki cecak, walaupun cecak tidak dapat terbang tetap aja nyamuk yang menjadi makanan cecak. Bagaimana usaha cecak untuk mendapatkan nyamuk bermacam-macam pula yang dilakukannya.
Gambaran di atas membuat saya lebih yakin bahwa Allah SWT menciptakan saya pasti juga komplit dengan rezekinya. Jadi tidak perlu kawatir saya keluar dari perusahaan saya tidak akan hidup. Kalau saya berusaha saya yakin saya bakal dapat yang lebih dari yang saya dapatkan kemarin. Insyaallah...
Salam
Rokhman Permadi

memang ga mudah

Jumat, 30 November 2007

''Pagi Pak, apa kbrnya nie?Pak saya mhn maaf seandainya saya ada salah slama saya bkrja dgn Bpk. Mulai bln dpn saya mngundurkn diri Pak. Tlng doa dan dukungannya''. Begitu bunyi sms yang saya kirimkan kepada orang-orang yang dulu pernah menjadi atasan saya.
Berbagai tanggapan pun muncul setelah saya mengirimkan sms tersebut. Ada yang kaget trus membalas sms ''lho kenapa?apa ada masalah?''. Sampai ada juga yang langsung menelpon dan menanyakan permasalahannya ''kenapa rohman, apa alasannya kok kamu tiba-tiba mengundurkan diri?''. ''kamu kan dianggap baik diperusahaan ini, jadi ga mungkin kalau kamu mengundurkan diri tanpa ada penyebabnya''. Begitu juga salah satu sms yang masuk ke hape saya.
Keputusan untuk keluar dari perusahaan adalah mutlak saya ambil bukan hanya kerena saya merasa jenuh bekerja diperusahaan, atau karena terjadi masalah. Akan tetapi karena saya kepingin memulai untuk berwirausaha. Walaupun kecil tapi hasil usaha dan keringat sendiri saya pikir akan lebih nikmat dibanding didapat dari bekerja dengan orang (jadi karyawan).
Hari ini salah satu cobaan lagi saya hadapi. Pada saat saya meminta tandatangan surat pengunduran diri, pimpinan meminta saya untuk menunda keinginan saya dan akan memberi alternative menaikkan gaji. Namun keputusan adalah mutlak, saya tidak bisa lagi menariknya dan saya anggap ini adalah sebagai pertanda/cobaan kalau saya nanti bakalan berhasil.
Salam
Rokhman

akhirnya aku berani juga

Rabu, 28 November 2007

Tanggal 28 November tepatnya saya mulai masuk ke dalam dunia kerja, banyak suka dan duka yang ditemui. Hari kedua saya masuk kerja saya dihubungi oleh salah satu perusahaan ritel berskala nasional, dan diterima menjadi Management Traine. Tanpa ragu saya menolak tawaran tersebut ''Maaf Pak saya tidak bisa bergabung karena saya sudah bekerja di Perusahaan Perkebunan''. Ada lagi pengalaman yang menegangkan, dimana setelah satu minggu saya bekerja, saya dihadapkan pada keadaan dimana saya harus melerai perkelahian antar petani yang berebut bibit singkong. Saya panik bukan kepalang, karena hampir saja celurit mengayun guna melampiaskan kemarahan kepada sang lawan.
Dua tahun bekerja banyak juga suka yang ditemui. Bekerja dengan banyak petani (waktu itu saya masih mengurusi kebun plasma) ternyata mengasyikkan juga, setiap kali berkunjung paling ga secangkir teh atau kopi pasti tersuguh. Kadang semangka, rambutan, sayur dan macam-macam yang mereka berikan ketika mereka sedang panen.
Suka dan duka kini hanya tinggal kenangan. Hari ini yang juga tanggal 28 november saya memutuskan untuk hengkang dari perusahaan yang selama 2 tahun menghidupi saya. Berat rasanya, tapi ini adalah keputusan. Keputusan yang mesti saya ambil untuk dapat memperbaiki masa depan saya dan keluarga.
Ilmu, pengalaman dan kedewasaan saya rasa sudah cukup saya dapatkan pada saat saya bekerja dengan orang lain untuk saya terapkan sekarang. Iya, sekarang. Sekarang saya mulai BANGKIT dengan kaki sendiri, walaupun terseok-seok tetapi inilah saya. Saya harus keluar dari posisi nyaman untuk hasil yang lebih baik.
AKU YAKIN AKU AKAN SUKSES
Ini lah kata yang menguatkan keinginanku.
Salam
Rokhman Permadi

''sekolah'' dan proses merusak otak

Jumat, 23 November 2007

''Pinter'' kadang selalu dipahami sebagai seseorang yang memiliki nilai akademis yang tinggi. Di sekolah, orang yang mendapat ranking dikatakan sebagai orang yang pinter. Begitupun di kampus, jika ia memiliki Indeks prestasi (IP) yang tinggi maka disematkanlah prediket pinter kepadanya.
Kesalah kaprahan terhadap prediket pinter berdampak terhadap penekanan mental dan psikologis anak didik. Proses belajar disekolah telah beralih kepada proses mencari nilai yang setinggi-tingginya, sehingga orang berani belajar hingga larut malam karena besok ada ujian. Memaksa diri menghafal rumus2 yang jelimet padahal fisik sudah tidak kuat lagi karena sudah larut malam.
Kesalahan pemahaman juga diperkuat oleh orang tua yang juga tidak mengerti. Mereka juga menuntut anak-anak mereka agar mendapatkan nilai raport atau indeks prestasi yang tinggi.
Otak yang memiliki potensi memori triliyunan megabyte hanya bisa menyimpan data jika ia dalam kondisi rileks. Pemaksaan dalam input data keotak akan merusak fungsi otak, jika ini tidak disadari dan terus saja dipaksakan maka daya simpan/memori otak akan menurun bahkan selanjutnya akan hang.
Mari kita berhitung, bangku pendidikan hingga S1 ditempuh selama 18 tahun. Jika selama itu otak dipaksa untuk memasukkan data dengan cara ''kekerasan'', maka ini benar-benar merusak memori otak.
Jika ''Pinter'' terus dipamahi seperti dijelaskan diatas, kemungkinan saya malas menyekolahkan anak saya. Bukannya membentuk daya fikir, menambah wawasan, serta meningkatkan skill, atau meningkatkan daya sosialisasi, eh malah membikin rusak otaknya. Ih, ngeri...
Salam
Rokhman Permadi

Action vs Perubahan

Rabu, 21 November 2007

''Kalau ngomong aja sih ga bikin perubahan''.
Kalimat tadi adalah penggalan narasi dalam sebuah iklan sabun di televisi, yang hampir setiap hari terdengar.
Iklan tersebut bercerita tentang kegiatan gerak jalan anak-anak. Suatu ketika ada seorang pengendara roda dua yang melaju kencang, melewati kubangan air di jalan yang berlubang. Saking kencangnya memacu motor, maka muncrat lah air didalam kubangan tadi mengenai rombongan gerak jalan.
Marah, menggerutu bahkan ada juga yang mencela kepada si pengendara yang tidak bertanggung jawab. Namun ada salah seorang dari rombongan yang berfikir ''Wah, kalau ngomong aja sih ga bikin perubahan''. Kemudian diajak lah teman-teman nya untuk mengambili air didalam kubangan hingga kering dan berame-rame pula menutup lubang nya.
Kalimat di dalam iklan tersebut menjadi pelajaran lagi bagi saya bahwa gerutuan, keluhan, cacimakian tidak membawa kepada perubahan. Perubahan dapat terjadi hanya kalau ada action atau perbuatan.
Aku akan Berbuat Untuk Merubah Dunia
Salam
Rokhman Permadi

''Pinter'' perlu ga ya???

Selasa, 20 November 2007

''Kalau anakku besar nanti akan aku kuliahkan di luar negri. Aku ga menuntut dia harus pinter, tapi yang kutuntut adalah dia harus punya teman yang banyak''.
''Kenapa jadi begitu Pak?''. Saya bertanya.
''Ya iya lah, kalau orang pinter itu kan identik dengan menyendiri ga banyak teman. Padahalkan kl banyak teman itu ya banyak jaringan''.
''Bingung Pak''. Sambil mengernyitkan dahi saya menegaskan.
''gini, kamu tau kan kalau banyak produk kita yang diminati oleh orang luar sana. Nah, kalau kita punya banyak teman disana kan enak kalau mau ngirim barang atau sebaliknya sapa tau disana ada teman yang punya bisnis kan bisa kita handle pemasarannya disini''. Beliau menjelaskan lagi.
''Kok ga harus pinter Pak?''. Kembali saya bertanya.
''Pinter boleh, tapi sering kali orang pinter itu kan terlalu konsen sama apa yang dia pelajari. Setiap detik waktunya dia habiskan untuk belajar dan membaca, sampai-sampai gada waktu untuk bersosialisasi dengan sekitar, akhirnya ya ga banyak teman. Padahalkan sayang mumpung diluar negri''.
''Oh gitu ya Pak''. Jawab saya.
Penggalan percakapan di atas adalah pengalaman saya dengan seorang mitra kerja perusahaan saya dibidang penanaman singkong. Umur beliau masih terbilang muda, kalau tidak salah baru antara 28-30 tahun. Namun yang membuat saya iri adalah keberhasilan beliau. Diumur yang masih muda beliau sudah memiliki 500ha kebun sawit di Lampung, juga kebun singkongnya. Lain lagi diKalimantan beliau bisnis tambang batu besi, punya kebun karet, singkong dan sawah. Awal beliau datang ke Kalimantan katanya juga bisnis kayu, namun karena sekarang kayu sudah ketat beliau memutuskan untuk berhenti.
Senang kalau bisa ngobrol dengan beliau, walaupun beliau sudah jadi orang sukses namun juga ga merasa besar diri. Buktinya saya kadang kalau ngobrol ya seperti ngobrol sama teman seusia saya saja.

Dipersimpangan Jalan.

Sabtu, 17 November 2007

''Bisa tolong jelaskan, jalan mana ya yang harus kuambil dari sini?''.
''Tergantung kamu maunya kemana''. Jawab sang kucing
''Kemana juga boleh'', kala Alice.
''Ya, kalau begitu, jalan manapun boleh kamu ambil'', kata sang Kucing
(dari Alice's adventure in wonderland)
Apa yang disampaikan dalam perbincangan antara Alice dan sikucing menggambarkan apa yang sedang saya alami sekarang. Saya berhak menentukan sendiri arah mana yang ingin saya tempuh untuk mencapai tujuan yang saya inginkan. Namun permasalahannya adalah bahwa saya belum punya konsep yang jelas apa yang ingin dituju.
Saya kadang masih ragu apakah saya benar-benar ingin berwirausaha atau selamanya jadi orang suruhan. Keragu-raguan ini muncul karena saya masih belum berani mengambil resiko kehilangan pendapatan yang biasanya rutin saya dapat setiap bulan dari perusahaan tempat saya bekerja sekarang. Kalau saya berwirausaha maka saya memutus rutinitas bulanan tadi dan berharap untuk mendapatkan sesuatu yang belum jelas dibulan yang akan datang.
Sepertinya plin plan, tetapi inilah kenyataannya. Saya menganggap ini adalah suatu saat dimana saya berada dipersimpangan jalan yang menuju suatu arah yang paling menentukan terhadap apa jadinya saya kedepannya. Seperti yang saya rasakan saat ini adalah hasil keputusan saya diwaktu yang lalu dimana saya merasa keliru dalam memutuskannya. Apakah sekarang saya akan mengambil jalan yang lebih parah lagi?. Ini lah yang membuat saya lebih berhati-hati dalam menentukannya.
Beberapa hari belakangan saya dapat kiriman email dari Bpk Tung Desem Waringin (TDW), dalam email tersebut beliau mengajarkan bahwa ada beberapa langkah yg harus dilakukan untuk dapat mencapai keberhasilan optimal atau yang disebut oleh Anthony Robins sebagai Peak Performance. Langkah yang pertama adalah Menentukan apa yang diinginkan untuk dicapai?, atau dalam instilah di atas td kemana arah yang ingin dituju?. Langkah kedua adalah Take action atau lakukan, ayunkan langkah menyusuri jalan yang menuju tujuan yang diinginkan. Langkah ketiga adalah Evaluasi atau tingkatkan kepekaan diri untuk merasakan apakah jalan yang ditempuh sudah benar-benar mengarah ketujuan yang ingin dicapai tadi.
Sulit, namun apapun yang akan saya putuskan pasti akan ada resikonya. Tolong doa dan bantuannya.
Wassalam
Rokhman

Resiko jadi orang berprestasi

Kamis, 01 November 2007

Pagi tadi baru saja saya memasuki kantor untuk kembali beraktifitas seperti biasanya saya langsung dipanggil oleh pimpinan. Waduh, kepala pun jadi dijejali beberapa pertanyaan. Ada apa ini?memang saya ada salah apa ya?karena memang beberapa hari belakangan semangat saya untuk bekerja mulai menurun.
''Duduk Pak Rokhman, wah kemaren ke kal-teng ya?saya beberapa kali kirim sms ga masuk ya'' dengan senyuman beliau bertanya. ''selamat ya sdh jd pengantin baru''. Melihat kondisi tersebut kekhawatiran dihati pun jadi lega. ''ada apa Pak?'' saya balik bertanya, tidak langsung menjawab beliau menyerahkan sebuah amplop yang menjadi pertanyaan lagi bagi saya. ''Pak Rokhman tolong nanti dikelola yang baik ya''. Saya langsung membaca isi amplop yang td diberikan dan ternyata isinya adalah surat mutasi yang mana saya harus mengelola kebun baru lagi yang lebih luas dari yang sekarang saya pegang.
Kebun yang akan saya pegang ini sebenarnya bukanlah kebun yang baru dibuka, namun denger-denger ceritanya disana dulunya pimpinannya kurang bisa mengelola sehingga banyak permasalahan yang muncul baik intern maupun ekstern kebun. Saya pun sebenarnya bingung juga, kenapa kok saya yang dipilih?namun katanya setelah melihat kebun yang saya kelola sekarang beliau merasa saya lebih cocok untuk mengelola kebun baru tersebut.
Mengapa saya cerita hal tersebut?bukan berniat untuk bangga diri, namun dari kejadian tadi pagi ada beberapa pelajaran yang dapat saya ambil sebagai seorang yang bekerja dengan orang lain.
Sebagai seorang yang memiliki sebuah usaha menginginkan disetiap usahanya sukses. Sama kejadian di perusahaan saya bekerja, pada saat ada kebun yang jelek maka secara otomatis si empunya perusahaan ingin kebun yang jelek tersebun jadi baik lagi. Gimana caranya?ya diambillah orang yang memiliki performa baik untuk mengelola dikebun jelek tersebut. Apa yang bisa diambil disini?''bahwa semakin baik prestasi kita didalam sebuah perusahaan maka semakin banyak permasalahan yang bakal dihadapi'' (tolong kasih komentar jika pernyataan saya salah). Karena kita bakalan dipindah kelokasi yang jelek untuk dapat diperbaiki oleh si yang berperforma baik tadi.
Jujur saya aja selama 2 tahun bekerja sudah hampir 5 kali dimutasi bukan karena saya melakukan kesalahan.
Beda kalau kita berusaha sendiri, semakin baik kita mengelola sebuah bisnis maka semakin bagus bisnis yang kita kelola. Walaupun ada masalah pasti bukan masalah yang berulang-ulang terjadi, karena kita sendiri yang menjalankan. Hasil yang dicapaipun dapat dirasakan, tidak seperti kejadian saya tadi dimana dengan kerja saya yang baik belum saya rasakan hasilnya sudah dipindah lagi.
Wah cape dech,,, jenuh juga rasanya. Sama kaya jari saya nie yang cape mencet-mencet keypad hape buat nulis diblog ini. He3x.
Salam
Rokhman Permadi.

The Power of Love

Jumat, 26 Oktober 2007

Gila,,,badan saya benar-benar seperti habis digebukin n tulang-tulang kayanya mau remuk. Ini beneran, suwwwer dech gada rekayasa. Gimana ga kejadian seperti itu, la wong saya baru saja melakukan perjalanan yang sumpah baru kali ini saya melakukannya. Berada didalam mobil selama kurang lebih 16 jam perjalanan dan dengan kondisi jalan yang hampir 60 persennya rusak berat bener-bener bikin cape setengah mati.
Tau ga kenapa saya rela melakukan perjalanan yang sangat melelahkan tersebut?padahal saya tau persis kalau perjalanan yang akan dilewati ini sangat melelahkan. Itu lah yang disebut ''The Power of Love''. ya kekuatan cinta, demi cinta kadang orang berani berkorban bahkan nyawa sekapun. ''kalau cinta sudah melekat, kotoran kuda rasa cokelat'' he3x itu kata-kata orang sie, saya jg belum pernah merasakan kotoran kuda. Perjalanan yang melelahkan serasa hilang begitu bertemu dengan kekasih hati yang dicintai. Aneh, sungguh aneh tapi nyata itu lah yang terjadi dan saya rasakan.
Betul apa yang dikatakan Aa Gym, beda kalau kita dicubit oleh orang yang kita cintai, cubitan sekeras apapun terasa bagai belaian menghanyut kan. Tetapi kalau kita sudah benci, tersentuh sedikit aja serasa tamparan menyakitkan.
Bagi saya ini adalah suatu pelajaran yang sangat berarti, bagaimana kalau setiap dari kita bisa saling menyintai. Seorang pemimpin dicintai oleh rakyatnya, seorang guru dicintai oleh muridnya, seorang pengusaha dicintai oleh karyawannya dan begitu pula sebaliknya. Semua terasa enak dilakukan, tulus dan tidak ada saling menjatuhkan. Walaupun berat dan menyakitkan tapi karena cinta semuanya menjadi ringan dan mengenakkan.
Coba banyangkan kalau kita sebagai pebisnis dicintai oleh client atau costumer kita, apa yang terjadi???pikirin sendiri aja dech.
Memang CINTA adalah misteri
Kata liriknya lagu Dewa
Salam
Rokhman permadi

PNS dan Fenomenanya

Senin, 22 Oktober 2007

Td pagi saya ditelpon istri saya yang berada di kalimantan tengah, katanya hari ini sudah dibuka pendaftaran seleksi masuk PNS di wilayah Banjarmasin. Mendengar informasi tersebut saya pun kaget karena baru saja tadi malam saya dapat informasi online dari salah satu suratkabar didaerahku bahwa formasi PNS untuk Banjarmasin baru diterima tanggal 22 besok, dan itu pun masih simpang siur juga informasinya.
Mendengar kabar dari istri saya tadi, saya pun lantas bertanya sama teman-teman sekerjaan saya apakah benar kalau hari ini sudah ada pembukaan pendaftaran PNS?. Berbagai tanggapan pun muncul, ada yang biasa-biasa saja karena memang tidak ada niat untuk masuk PNS sampai heboh bukan kepalang karena belum menyelesaikan pengurusan syarat-syarat pendaftaran.
Moment penerimaan PNS memang suatu saat yang sangat dinanti-nanti oleh sebagian besar masyarakat negara saya ini. Apalagi dengan saingan pencari kerja yang sangat banyak dan terus bertambah sepanjang tahun, membuat menjadi PNS sangat diidam-idamkan. Saking didambakannya sebagian malah rela kehilangan uang berjuta-juta demi bisa bekerja dipemerintahan. ''Jadi PNS itu enak Mas, kerjaannya santai cuma duduk-duduk saja di kantor''. Ada juga yang bilang ''wah kalau saya sie milih jadi PNS saja soalnya kalau jadi PNS kan kita bisa terjamin untuk jangka panjang''. Untuk alasan yang pertama saya masih belum yakin (karena belum merasakan) kalau PNS itu kerjaannya santai tidak seperti diperusahaan yang biasanya dituntut target. Tapi untuk alasan yang kedua saya sie setuju-setuju saya karena memang ga mungkin lah pemerintah kita ini bakalan bangkrut, tidak seperti kerja diperusahaan yang setiap kali bekerja selalu was-was kalau saja besok perusahaan nya bakalan bangkrut.
Diakui atau tidak diakui memang masyarakat dinegara ini pada umumnya memang terbiasa pada suatu hal yang santai tapi pengen hasil yang besar. Makanya fenomena jadi PNS pun sangat monumental dari dulu hingga sekarang. Kalau kejadiannya seperti ini saya pun jadi tidak yakin apakah dengan alasan-alasan pendamba PNS seperti diatas tadi dapat membawa negara ini mampu mensejahterakan rakyatnya. Selanjutnya apakah negara ini namanya bakalan terus ada 10 tahun yang akan datang?.
Bingung kalau saya memikirkan hal tersebut, sampai-sampai saya malah lupa sama tugas saya di kantor.
Selamat berburu PNS
Rokhman Permadi

dibandingkan?siapa takut...

Minggu, 21 Oktober 2007

Melakukan sesuatu sepertinya memang harus dibandingkan hasilnya jika ingin tau apakah yang dilakukan tersebut lebih baik atau sebaliknya. Suatu hal yang dianggap sudah benar bisa jadi sangat keliru setelah dibandingkan hasilnya dengan yang lain.
Hidup tanpa pembandingan terasa sangat hambar, karena berjalan begitu saja tanpa tau kualitas dari apa yang sedang atau telah dilakukan atau suatu yang salah pun akan terus dilakukan karena ketidaktauan tadi.
Disadari atau tanpa disadari pembandingan memang sudah sangat melekat dalam kehidupan sehari-hari, sejak belum lahir pun orang sudang sering membanding-banding kan. ''eh, tau ga si ibu yang sedang hamil itu ga seperti ibu yang di sana itu rajin merawat kandungannya, keliatan jelas banyinya pun saya rasa lebih sehat jika dia lahir nanti''.
Mengetahui pentingnya perbandingan, maka sayapun merasa perlu mengajak para mandor kebun saya untuk sekedar jalan-jalan melihat kebun lain sebagai pembanding apakah yang telah mereka kerjakan sudah baik atau lebih buruk dari yang lain. Bukan untuk mencari-cari kejelekan orang lain, namun lebih kepada pembelajaran mengapa orang lain bisa sedangkan kami tidak. Kenapa dikebun yang ini tanamannya lebih jelek dibanding di kebun kami atau lebih baik. Ilmu, pengalaman, tips dan triks di didapat dari hasil pembandingan tadi. Tujuannya adalah agar apa yang dikerjakan menjadi lebih baik dari sebelum membandingkan.
Salaman
Rokhman Permadi

hei,,, Ini aku..!!!


Aku adalah teman tetapku
Aku adalah penolongmu yang terbesar atau bebanmu yang terberat
Aku akan mendorongmu maju atau menyeretmu menuju kegagalan
Aku sepenuhnya tunduk kepada perintahmu
Sebagian hal yang kamu lakukan mungkin sebaiknya kamu serahkan saja kepadaku, maka aku akan dapat melakukannya dengan cepat dan tepat.

Aku mudah diatur-atur, kamu tinggal tegas terhadapku. Tunjukkan kepadaku bagaimana persisnya kamu ingin sesuatu itu dilaksanakan dan setelah beberapa kali belajar aku akan melakukannya dengan otomatis
Aku adalah hamba dari semua insan besar dan sayangnya juga hamba dari semua pecundang.
Mereka yang besar, telah ku jadikan besar.
Mereka yang gagal, telah ku jadikan pecundang

Aku bukan mesin, walaupun aku bekerja dengan kecepatan seperti mesin ditambah intelijensi manusia.
Kamu bisa menjalankan aku demi keuntungan atau demi kehancuran-tak ada bedanya bagiku

Ambil aku, latihlah aku, tegaslah terhadapku, maka aku akan meletakkan dunia di kakimu.
Kendorlah terhadapku maka aku akan menghancurkanmu

dikutif dari Buku Seven habits (Steven R Covey)
Renungkan........................

apakah ini naluri sebagai pengusaha???

Jumat, 19 Oktober 2007

Sejak kecil saya terbiasa mencari uang, walaupun hanya sebagai tambahan jajan sehari-hari saja. Saya masih ingat waktu itu kira-kira saya masih sekolah dasar kelas 4, saya sudah berjualan kembang api di pasar kue setiap bulan ramadhan. Senang rasanya bisa memperoleh uang sendiri, walaupun mungkin waktu itu nominalnya ngga terlalu besar. Selain jualan kembang api kadang juga saya beli mainan robot-robotan yang dijual secara terpisah (perlu dirakit) lantas kemudian saya rakit terus saya jual lg dalam keadaan sdh jadi, lumayan juga untungnya hanya dengan modal merakit saja.
Sebenarnya saya bukan berasal dari keluarga yang kurang mampu, artinya tanpa berusaha sendiri pun waktu itu orang tua masih bisa membiayai. Tetapi ini mungkin naluri saja yang membuat saya merasa asyik dan enjoy kalo bisa menghasilkan uang dari keringat sendiri. Banyak sie yang masih sangat belia lantas sudah mencari uang, namun kebanyakan kan karena himpitan ekonomi yang memaksa mereka seperti itu dan jarang sekali yang bukan karena itu.
Baiknya lagi orang tua bukan merasa malu punya anak seperti saya. Pernah suatu kejadian waktu itu saya sedang menjajakan koran di jalan-jalan, waktu itu kerjaan ini saya anggap sebagai latihan metal. Banyak saya ketemu teman kuliah, tetangga, dosen dan bahkan teman-teman dari orang tua saya. Berbagai tanggapan saya temui waktu itu, ada yang memberi pujian, biasa-biasa saja dan ada juga yang seperti ngga kenal karena mungkin dia merasa risih. Saya sie cuek aja, saya pikirkan yang penting saya dapat uang dan halal masa bodo apa kata orang. Suatu hari saya bawa koran kesuatu rumah sakit di kota saya dan kebetulan saya ketemu sama Ibu saya, saya sie merasa ga enak karena saya pikir mungkin Ibu saya malu neh ngaliat anaknya jualan koran seperti ini, namun apa yang terjadi malah Ibu saya manggilin sama teman-temannya dan apa yang Ibu saya bilang ''eh, coba liat itu anak saya yang jualan koran itu, nanti kalo mau beli koran sama dia aja ya''. Mendengar apa yang dikatakan Ibu saya tadi menambah semangat saya.
Sejak SD hingga kuliah macam-macam kegiatan yang saya lakukan dari jualan kembang api, mainan, koran, pulsa elektronik, pakaian jadi, usaha sablon dan percetakan, dan karayawan difhoto copy sampai jadi penagih bayaran koran bulanan.
Saya berhenti dari kegiatan2 tersebut adalah ketika saya mulai masuk di sebuah perusahaan perkebunan swasta di dekat daerah saya, saya pikir bekerja disebuah perusahaan sangat menyenangkan karena dapat gaji bulanan yang tetap. Ternyata sebaliknya, memang sie gaji nya lumayan dan konsisten tiap bulan namun kepuasan yang saya rasakan tidak seperti pada saat saya mencari dengan usaha sendiri. Saya juga merasa bahwa berapapun tenaga yang saya kerahkan untuk bekerja diperusahaan tersebut ya tetap saja apa yang saya dapatkan sama seperti dibulan2 sebelumnya. Beda dengan usaha sendiri, jika 10 maka 10 yang kita dapat atau jika 100 maka setarus juga yang kita rasakan hasilnya. Kalau ada yang bilang gimana kalau gagal?saya pikir bekerja dengan orang lain kemungkinanya juga sama, apa perusahaan tersebut juga ga mungkin gagal???

sst,,, jangan melamun sambil berkendaraan.

Kamis, 18 Oktober 2007

Tidak terasa hari ini adalah hari dimana saya sudah harus masuk kerja, setelah hampir 1 minggu kami mendapat libur lebaran. Sambil santai dan dengan tarikan gas yang tidak terlalu cepat saya berkendaraan menuju tempat dimana saya bekerja. Kurang lebih 59 km jarak yang mesti saya tempuh untuk sampai ketempat saya bekerja, dengan jalur yang lumayan rame dan tidak hanya kendaraan pribadi juga banyak kendaraan proyek seperti truk atau kontainer bahkan alat2 berat pun sering melintas di jalan itu.
Sambil berjalan sesekali saya menyalip motor yang berada di depan saya. Rasanya senang kalau sudah dapat mendahuli dan di depan tidak ada halangan lagi. Namun, tak berapa lama kemudian ada lagi kendaraan yang berada di depan dan kembali saya harus melewatinya. Setelah berhasil menyalip, hati pun kembali lega dan motor saya pun saya naikkan kecepatannya. Sekali lagi kembali saya temui kendaraan di depan saya dan begitu seterusnya. Tidak hanya motor, mobil pribadi namun mobil2 besar yang sering saya hadapi yang mungkin sangat berbahaya jika saya salah mengambil keputusan.
Masih di atas kendaraan, sambil berjalan saya pun mulai merenungi kejadian yang tadi saya alami. Oh apa begini kah kalau kita juga menapaki jalan kehidupan. Setiap waktu ada saja masalah yang bakal kita hadapi baik itu kecil atau besar, ringan atau berat atau bahkan sangat berbahaya. Selesai dengan satu masalah bakalan ada lagi masalah yang akan kita hadapi nantinya baik itu masalah yang sama atau baru lagi. Benar kata seorang ulama 'setiap kita bakal menghadapi masalah, namun yang penting bukan maslahanya tapi bagaimana kita menghadapi dan menyelasaikan tersebut'. Benar juga, coba saya menghindari masalah dengan berhenti dan tidak meneruskan perjalanan, namun apa yang terjadi saya tidak sampai ketujuan dan bahkan besoknya saya mendapat masalah yang lebih besar yaitu dimarahin sama pimpinan.
Tak terasa akhirnya sampai juga saya ketempat kerja, dan sungguh hikmah perjalanan kali ini benar2 membuat saya bisa lebih dewasa.
Selamat berjuang
Rokhman Permadi

Hikmah dibalik kemacetan

Rabu, 17 Oktober 2007

Panas terik disiang hari tidak menyurutkan niat para pengunjung tempat
wisata Batu Benawa (Barabai HST) di daerah tempat nenek ku tinggal.
Kebetulah hari itu hari minggu di hari ke dua lebaran, memang biasa
setiap tahun orang-orang sekedar mengajak keluarga refreshing atau
sekedar jalan-jalan ke tempat tersebut.
Tahun ini tidak seperti empat tahun sebelumnya, lebih banyak
pengunjung yang datang, sehingga terlihat kemacetan yg sangat panjang
menuju jalan masuk ketempat wisata tersebut (kalau diukur hampir 3km
panjangnya). Saya yang kebetulan berlebaran di tempat nenek dimana
rumah beliau berada di pinggir jalan akses masuk ketempat wisata
terpaksa menyaksikan keadaan tersebut.
Merasa jenuh berada di dalam rumah, saya pun keluar dan duduk di
pinggir jalan sambil menyaksikan kemacetan jalan. Tak lama kemudian
muncul ide dari kakak saya ''wah kalo macet kaya gini, kaya nya cocok
nih jualan air mineral''. Mendengar ide semacam itu langsung saya kami
membeli beberapa karton air mineral dan sambil menyusun strategi
langsung action menjajakan air kejalan. Sebagai penjajanya adalah anak
kemenakan saya yang baru kelas 1 SMP ditemani dengan seorang dr
keluarga saya juga. Ide tersebut ternyata membuahkan hasil, lumayan
air mineral yang dijajakan banyak terjual. Senang rasanya bisa
memanfaatkan waktu yang tadinya hanya untuk melepas kejenuhan di dalam
rumah, menjadi action yang mendatangkan hasil lumayan.
Ini lah yang saya anggap hikmah dibalik kemacetan
Salam kenal
Rokhman permadi

awal pemikiran

Minggu, 14 Oktober 2007

Sebagai anak muda yang baru lulus dari perguruan tinggi ini merasa bahwa jaman sekarang ini dengan saingan para pencari kerja jutaan orang, walaupun sudah mendapatkan kerja sebagai karyawan tentunya selalu merasa tidak nyaman berada dibawah tekanan pimpinan. hal yang wajar memang sebagai seorang pimpinan yang memiliki perusahaan menginginkan usahanya bisa berhasil dan sukses dan sudah sepatutnya pula seorang suruhan memang bersedia untuk disuruh. namun sebagai seorang yang menggunakan kepalanya untuk berfikir pasti merasa tidak ingin selamanya hidup berada dibawah tekanan pimpinan. Bangkit dengan menggunakan kaki sendiri adalah salah satu solusinya... walaupun sedikit namun terasa nikmatnya (itu pun kata orang yang sudah merasakannya) . Apakah pemikiran seperti ini tertlalu dini bagi seorang 24 tahun seperti saya ini???

SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI 1428 H

Kami Mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri 1428 H
Mohon Maaf Lahir dan Bathin, semoga amal ibadah di Bulan Ramadhan menjadi jalan menuju kesucian hati dan ridho-Nya

 
Free new blogger template ABSTRACT MIND Design by Pannasmontata             Powered by    Blogger